Facebook

Jumat, 31 Desember 2010

IDENTIFIKASI INOVASI Pendidikan Jarak Jauh

IDENTIFIKASI INOVASI
Pendidikan Jarak Jauh
Nama : Pendidikan Jarak Jauh
Wujud : Inovasi ini berupa jasa.
Kegunaannya : Kegunaan utama dari inovasi ini adalah untuk memberikan pendidikan bagi orang yang ingin melanjutkan pendidikannya namun lebih sibuk dalam bekerja dan dapat memperolehnya sewaktu-waktu.
Cara kerja : Pendidikan Jarak Jauh ini dapat berjalan dengan menggunakan bantuan jasa Internet yang sekarang ini sudah menjamur dalam masyarakat, dan dengan Internet ini juga semua aktifitas belajar dapat berjalan, jadi kita tidak perlu untuk datang ke sekolah karena juga akan membuang-buang waktu. Jadwal serta jam belajar pun warga belajarlah yang menentukan, sehingga tingkat ke efektifan program atau jasa ini sangat tinggi dan berkualitas.
Cara menggunakannya : Prosedur agar program ini dapat berjalan, jika dan prinsip kerja inovasi ini telah memenuhi kondisi kondisi dibawah ini :
Kondisi-kondisi untuk program pendidikan jarak jauh:
Kelas informasi:
• Alamat website kelas
• Nama dosen, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
• Nama asisten pengajar, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
• Nama tutor, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
• Nama asisten pendidikan / pustakawan, lokasi dan jam kerja, nomor telepon, fax, alamat e-mail.
• Lokasi dan jam kerja pusat informasi, nomor telepon, manajer pusat informasi dengan alamat e-mail.
Logistik
• Materi pendidikan yang anda harapkan.
• Bagaimana anda akan menerima materi pendidikan tersebut.
• Bagaimana anda diberitahu atau belajar, serta pengumuman dan pembatalan kelas.
Persyaratan teknis:
• Peralatan komputer dan internet, program dan spesifikasinya.
• Type dan versi program.
• Kemudahan mengakses multimedia.
Jadwalkan diri anda sendiri dan bertahanlah pada jadwal yang telah ditetapkan, yang
• Sejalan dengan silabus program pendidikan, atau yang
• Telah dibicarakan atau dijelaskan dengan instruktur.
Jadwalkan diri anda setiap hari / minggu untuk komunikasi program untuk
Umpan balik pada instruktur.
Dalam pertemuan tatap muka, seorang instruktur bergantung pada umpan balik dari siswanya, baik dengan pertanyaan maupun ekspresi wajah / fisik. Dalam program jarak jauh, hal ini merupakan hal yang sangat sulit, dan anda bertanggung jawab untuk memberitahu instruktur tentang bagaimana anda menerima pelajaran baik melalui janji pertemuan, pembicaraan telepon atau e-mail.
• Menunjukkan kemajuan dan ketaatan.
• Laporan perkembangan : instruktur harus memberikan umpan balik pada anda mengenai kemajuan selama pelajaran. Mintalah jadwal evaluasi, kondisi dan metode untuk kemajuan anda melalui materi-materi yang ada. Metode-metode tersebut meliputi :
o Tes-tes yang meliputi penguasaan pengetahuan atau hasil dari tugas-tugas yang diberikan.
o Laporan-laporan, proyek-proyek, kasus studi, rangkuman pendidikan, dan lain-lain.
o Masukan secara kualitatif dan kuantitatif dalam diskusi pelajaran dan proyek-proyek.
Sumber Inovasi :
Penemu Inovasi : Pendidikan Jarak Jauh tanggal untuk setidaknya pada awal 1728, ketika "iklan di Boston Lembaran ... 'Caleb Phillips, Guru metode baru dari Tangan Pendek" adalah mencari siswa untuk pelajaran yang akan dikirim mingguan. Modern pendidikan jarak jauh telah dipraktikkan setidaknya sejak Isaac Pitman mengajar stenografi di Great Britain melalui korespondensi di tahun 1840-an. Pengembangan layanan pos di abad ke-19 menyebabkan pertumbuhan perguruan tinggi korespondensi komersial dengan jangkauan nasional.
Penyebar Inovasi : Presiden pertama dari University of Chicago, William Rainey Harper dikembangkan diperpanjang pendidikan dan dianggap salah satu pendiri dari "belajar dengan program korespondensi". University of Chicago melembagakan KCD pertama di Amerika Serikat melalui penggunaan surat, menjangkau kelompok besar siswa internasional.
Pengguna Inovasi : Pengguna inovasi ini pada sekarang ini tidak dibatasi dengan umur, namun kebanyakan yang menggunakan inovasi ini adalah orang-orang yang telah bekerja dan ingin mendapatkan

EMOSI, PERKEMBANGAN SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita tentang kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak-anak. Dalam kehidupan sehri-hari kita juga sering mendengar percakapan “ah, kamu ini perasaan sekali” kita juga sering mendengar berita di media masa tentang tawuran yang terjadi baik antar suku maupun tawuran-tawuran yang lainnya.
Dalam perilaku-perilaku diatas selalu dipengaruhi oleh emosi. Karena emosi mempunyai peran penting dalam kehidupan. Maka penting diketahui bagai mana perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Mengingat pentingnya peran emosi dalam kehidupan maka diperlukan pengontrolan emosi itu sendiri.
Terkait perkembangan sosial tidak seorangpun dilahirkan tanpa sifat sosial dalm pengertian bahwa ia dapat bergaul dengan orang lain secara serasi. Seseorang harus belajar melakukan penyesuaian-penyesuaian kepada orang lain. Dan kemampuan ini dapat diperoleh sebagai hasil dari kesempatan-kesempatannya untuk bergaul dengan berbagai macam tipe manusia dimana dalam hal itu faktor sosialisasi menjadi hal penting. Bagaimana perkembangan yang lain perkembangan sosial juga memerlukan bimbingan bila diinginkan hasil yang baik. Bimbingan itu harus datang dari orang dewasa yang sudah berpengalaman untuk membimbing perkembangan seseorang.
Melalui emosi dan perkembangan sosial dapat membentuk karakter seseorang, walaupun tidak menutup kemungkinan ada hal lain yang mempengaruhi pembentukan karakter.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan emosi itu ?
2. Bagaimana berkembangnya emosi itu ?
3. Apa kondisi yang mempengaruhi emosi ?
4. Apa itu perkembangan sosial ?
5. Apa pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku ?
6. Apa itu karakter ?
7. Apa faktor-faktor yang membentuk karakter seseorang ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu emosi
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan emosi
3. Untuk mengetahui kondisi apa saja yang mempengaruhi emosi
4. Untuk mengetahui apa itu perkembangan sosial
5. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku
6. Untuk mengetahui apa itu karakter
7. Apa saja faktor yang membentuk karakter seseorang

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Klasifikasi Emosi
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi-emosi positif seperti rasa gembira dan rasa syukur- mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif -seperti rasa marah atau rasa bersalah- mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.
Aspek-Aspek Emosi
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:
Biologi emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.
Intensitas
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan tersebut. Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Frekuesi dan durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
Rasionalitas dan emosi
Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar.Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
Fungsi emosi
Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup –tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku manusia lain.

2.2 Pola Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Perkembangan emosional dipengaruhi oleh dua faktor yakni kematangan dan belajar. Kenyataan bahwa reaksi emosional tertentu tidak muncul sejak awal kehidupan tidak berarti bahwa itu tidak dibawa lahir. Mungkin emosi itu akan berkembang belakangan sesuai dengan kematangan intelegensi si anak atau bersamaan dengan perkembangan sistem endokrin. Melalui belajar, objek dan situasi yang pada mulanya tidak menimbulkan respons emosional di kemudian hari mungkin menimbulkan respons nasional.

2.3 Kondisi Yang Mempengaruhi Emosi
Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam situasi apa pun. Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memiliki emosi apa pun secara lebih intens atau memiliki intensitas afek (perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka) tinggi.
Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada dalam suasana hati terbaik di akhir minggu.
Cuaca
Cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Seorang ahli menyimpulkan, "Berlawanan dengan pandangan kultur yang ada, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih baik pada hari yang cerah atau sebaliknya.
Stres
Sebuah penelitian menghasilkan pernyataan, "Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat.
Aktivitas sosial
Orang-orang dengan suasana hati positif biasanya mencari interaksi sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik. Jenis aktivitas sosial juga berpengaruh. Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.
Tidur
Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Para sarjana dan pekerja dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengamnbilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.
Olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif.
Usia
Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.
Gender
Dalam perbandingan antar gender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria. Mereka megalami emosi secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan. Tidak seperti pria, wanita juga menyatakan lebih nyaman dalam mengekpresikan emosi dan mampu membaca petunjuk nonverbal dan paralinguistik secara lebih baik.

2.4 Perkembangan sosial
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial, dalam hal ini anak erutama diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

2.5 Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.

2.6 KARAKTER DAN PERKEMBANGANNYA
Karakter (Sabhava) adalah kualitas mental dan sifat-sifat yang membuat seseorang berbeda dari yang lainnya. Kata dalam bahasa Inggris (Character) yang berasal dari bahasa Yunani yaitu tergores atau mencap. Ketika kita mengatakan bahwa seseorang adalah orang yang baik atau orang yang tidak menyenangkan maksud kita adalah mereka memiliki keunggulan sifat positif dan negatif yang lebih mudah diperhatikan atau lebih sering ditujukan/dimanifestasikan. Ketika kita dilahirkan kembali kita membawa sifat-sifat yang sudah terbentuk pada kehidupan sebelumnya (mungkin beberapa kehidupan) seperti halnya kecenderungan dasar bawaan lahir. Dalam beberapa bulan sifat-sifat ini mulai menjadi terlihat jelas dan dapat diperkuat atau berkurang sesuai dengan keadaan lingkungan, pengalaman awal masa kanak-kanak yang juga membentuk sifat-sifat/karakter baru. Demikian pula, keadaan dapat membangkitkan kecenderungan yang mendasarinya. Pada saat masa awal remaja kita, karakter kita sepenuhnya terbentuk meskipun masih dapat ditempa. Beberapa sifat akan diperkuat dan barangkali dapat berkembang menjadi bias/prasangka (nata) menurut kebiasaan mental yang kita bentuk. Buddha berkata, ‘Apa pun yang dipikirkan seseorang dan sering direnungkannya, pikiran mereka mendapatkan pembelajaran dengan cara itu’ (M.I,115). Menggunakan sebuah gambaran yang mirip dengan Yunani, Buddha juga berkomentar bahwa beberapa sifat seperti sebuah ukiran di batu karang, yang lain bagaikan sebuah goresan di atas tanah dan yang lainnya bagaikan menulis di atas air (A.I,283), yang berarti bahwa beberapa sifat sukar untuk berubah dan yang lainya tak sesulit itu. jika sifat-sifat itu tidak berubah baik melalui upaya kesadaran yang disengaja atau dengan sebuah pengalaman yang sangat dramatis yang mungkin kita alami, karakter kita akan tetap menetap secara relatif, menjadi lebih kaku dan berurat akar seiring berjalannya waktu.
Karakter sangatlah penting karena merupakan faktor utama di dalam perjalanan hidup kita. Ini memengaruhi bagaimana kita melihat diri kita, bagaimana kita berhubungan dengan orang lain dan oleh sebab itu bagaimana mereka berhubungan dengan kita, cara kita berurusan dengan perubahan-perubahan dalam kehidupan dan bagaimana kita memandang dunia. Bagian terpenting dalam menjadi seorang Buddhis adalah pembentukan karakter atau mengembangkan apa yang Buddha sebut ‘sifat dasar yang indah’ (Kalyana Dhamma, A.I,248; II, 109). Secara umum, ada tiga langkah dalam proses ini; (1) Melihat perlunya transformasi/perubahan karakter, (2) memiliki model atau karakter ideal untuk diterapkan (3) memiliki dan menerapkan cara-cara untuk memodifikasi karakter itu.
Beberapa orang, karena keadaan yang kebetulan di dalam kehidupan terdahulu maupun yang sekarang, sudah memiliki karakter yang baik. Kebanyakan tidak. Kebanyakan orang tidak pernah melihat keinginan atau bahkan keuntungan dari merubah diri mereka sendiri. Beberapa hal yang dapat menimbulkan keinginan untuk transformasi/perubahan karakter termasuk krisis pribadi yang mereka sendiri telah bertanggung jawab untuk itu, adalah bersentuhan dekat dengan kematian atau terinspirasi oleh orang yang sangat mengagumkan. Setelah melihat kemungkinan dan kebutuhan untuk perubahan, seseorang kemudian harus memiliki teladan untuk dicontoh. Buddha tentu saja adalah teladan yang sempurna; kesabaran yang tanpa batas, kebaikan yang tiada habisnya, benar-benar jujur dan sangat bijaksana. Untuk ‘mengambil perlindungan’ di dalam Buddha adalah menerima dia sebagai seseorang teladan yang memandu. Setelah memutuskan bagaimana seseorang ingin menjadi, dia kemudian membutuhkan suatu program perubahan/transformasi praktis. Jalan Mulia Befaktor Delapan adalah program seperti itu, menawarkan pedoman/petunjuk pada setiap aspek kehidupan; intelektual, yang pantas, layak/etis dan psikologis.

2.7 Faktor-Faktor Yang Membentuk Karakter
1. Keluarga
Anak adalah individu yang unik. Banyak yang menagatkan bahwa anak adalah miniatur dari orang dewasa. Padahal mereka betulbetul unik. Mereka belum banyak memiliki sejarah masa lal. Pengalaman mereka sangat terbatas. Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya. Apabila dikaitkan dengan hak-hak anak, menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab orang tua antara lain :
1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2. Memelihara kesehatan anak.
3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4. Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak.
Atas dasar itu orang tua yang bijaksana akan mengajak anak sejak dini untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan niali-nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain.
Bapak ibu sebagai orang tua anak, adalah contoh keteladanan dan perilaku bagi anak. Oleh karena itu orang tua harus berperilaku baik, saling asih, asah dan asuh. Ibu yang secara emosional dan kejiwaan lebih dekat dengan anaknya harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya baik dalam bertutur kata, bersikap maupun bertindak. Peran ibu dalam pembentukan karakter ini demikian besar, sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa “Wanita adalah tiang negara. Manakala wanitanya baik maka baiklah negara. Manakala wanitanya rusak, maka rusaklah negara”. Sementara itu sang bapak sebagai kepala keluarga juga harus mampu menajdi teladan yang baik. Karena ayah yang terlibat hubungan dengan anaknya sejak awal akan mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, kemampuan, menolong diri sendiri, bahkan meningkatkan kemampuan yang lebih baik dari anak lain. Kedekatan dengan ayah tentunya juga akan mempengaruhi pembentukan karakter anak.
Begitu besarnya peran orang tua dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak, sudah sewajarnya apabila orang tua perlu menerapkan pola asuh yang seimbang (authoritative) pada anak, bukan pola asuh yang otoriter atau serba membolehkan (permissive).
Pola asuh yang seimbang (authoritative) akan selalu menghargai individualitas akan tetapi juga menekankan perlunya aturan dan pengaturan. Mereka dangat percaya diri dalam melakukan pengasuhan tetapi meraka sepenuhnya mengahrgai keputusan yang diambil anak, minat dan pendapat serta perbedaan kepribadiannya. Orang tua dengan pola asuh model ini, penuh dengan cinta kasih, mudah memerinci tetapi menuntut tingkah laku yang baik. Tegas dalam menjaga aturan bersedia memberi hukuman ringan tetapi dalam situasi hangat dan hubungan saling mendukung. Mereka menjelaskan semua tindakan dan hukuman yang mereka lakukan dan minta pendapat anak.
2. Lingkungan.
Karakter sangat ditentukan juga oleh lingkungan mereka. Dalam hal ini mungkin lingkungan dengan teman sepergaulan. Sifat karakter seseorang kebanyakan dapat dilihat dari kelompok yang diikutinya.








BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Aspek-aspek yang mempengaruhinya yaitu biologi, intensitas, frekuensi, durasi dan rasionalitas.
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Dalam hal ini berbentuk tingkah laku sosial, antara lain pembangkangan, agresi, berselisih, menggoda dan lain.
Karakter adalah kualitas mental dan sifat-sifat yang membuat seseorang berbeda dari yang lainnya. Karakter seperti halnya kepribadian, yang pembentukannya sangat ditentukan oleh keluarga dan lingkungan dimana seseorang itu menjalani kehidupannya.
3.2 SARAN – SARAN
- Perkembangan emosi harus diketahui oleh seseorang dan seseorang harus mampu mengendalikan emosi
- Karakter dibentuk oleh lingkungan, maka pilihlah lingkungan yang baik menurut kacamata dirimu sendiri