Facebook

Senin, 19 Desember 2011

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa fungsi Pendidikan Nonformal (PNF) adalah sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta penmgembangan sikap dan kepribadian profesional. Dalam pelaksanaan amanat Undang-Undang tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah melembagakan Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan.


VISI & MISI

V i s i
"Terwujudnya Insan Indonesia yang Terampil dan Profesional"
Dilandasi filosofi yang mengarah pada terbentuknya Indonesia yang kompetitif dalam menghadapi berbagai tantangan

M i s i
"Mewujudkan lnsan Indonesia yang Terampil dan memiliki Kepribadian Profesional"

TUJUAN

Mewujudkan Kursus dan Kelembagaan PNF yang bermutu dan berstandar nasional maupun internasional, sehingga mampu mewujudkan Insan Indonesia yang terampil memiliki kepribadian profesional.

TUGAS & FUNGSI
(Sesuai dengan Kepmendiknas Nomor 31 tahun 2007)

Tugas
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan bertugas untuk melaksanakan pembinaan terhadap Lembaga dan Kelembagaan PNF melalui penyiapan kebijakan prosedur, norma, acuan, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pembinaan kursus dan kelembagaan.

Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:

Penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan dan kelembagaan
Penyiapan bahan perumusam standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pembinaan kursus dan kelembagaan
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pembinaan kursus dan kelembagaan
Pelaksanaan pemberdayaan peran serta masyarakat di pembinaan kursus dan kelembagaan
Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan terdiri dari:

Subdit Peningkatan Mutu Kursus
Subdit Pengembangan Informasi Kursus
Subdit Pengembangan Kelembagaan
Subdit Kemitraan

Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Dan Informal Tahun 2011

Untuk Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Dan Informal Tahun 2011 dapat didownload di sini

Rabu, 16 November 2011

Metode Penelitian Kualitatif

A. Perspektif Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kualitaitf dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dan dinamakan juga metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ono dosebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),
dan disebut sebagai metode interpretive karenadata hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap dat yang ditemukan dilapangan. Metode Penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Teknik analisis data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) : Dilakukan pada kondisi alamiah, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome, analisis data secara induktif, lebih menekankan makna. Erickson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah: dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
Proses Penelitian Kualitatif yang pertama adalah mendeskripsikan atau orientasi yaitu peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan. Pada proses penelitian kualitatif pada tahap kedua disebut tahap reduksi fokus, yaitu peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama. Proses penelitian kualitatif pada tahap ketiga adalah tahap seleksi, yaitu peneliti mengurai fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Dan pada tahap hasil akhir penelitan kualitatif bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna. Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan berbagai sumber. Penggunaan metode kualitatif : bila masalah belum jelas, untuk memahami makna dibalik data yang tampak, memahami interaksi sosial dan perasaan orang, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Jangka waktu penelitian kualitatif akan tergantung pada keberadaan sumber dana, interest, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan tergantung cakupan penelitian, dan bagaimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap hari atau minggu. Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti harus mempunyai kompetensi yaitu:memiliki wawasan yang luas, mampu menciptakan raport kepada setiap orang, memiliki kepekaan melihat setiap gejala pada objek, mampu menggali sumber data, mampu menganalisis data kualitatif, mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas, mampu menghasilkan pemuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru, mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci. B. Masalah, Fokus, Judul, dan Teori dalam Penelitian Kualitatif Dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-reman, bahkan gelap dan dinamis. Oleh karena itu “masalah” dalam penilitian kualitatif masih bersifat sementara. Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pernyataan orang-orang yang patut dipercaya. Fokus Penelitian. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial(lapangan). Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus, yaitu: a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek d. Menetapkan fokus berdaasarkan permasalahan yang terkait dengan teori yang telah ada. Bentuk Rumusan Masalah. Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Dalam penelitian kualitatif pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Judul Penelitian Kualitatif. Judul penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin diganti. Karena jika judul penelitian berubah berarti peneliti telah mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti. Teori dalam penelitan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusuna proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Penelitian kualitatif bersifat menemukan teori. Dan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang dilapangan. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” yang artinya memperoleh data bukan berdasarkan apa yang difikirkan peneliti, tetapi berdasrkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan. C. Populasi dan Sampel Spradley tidak menggunakan istilah populasi tetapi menamakannya “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu : tempat (place), pelaku(actors), dan aktivitas(activity) yang berinteraksi secara senergis. Namun sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Penentuan sumber data pada orang yang wawancarai dilakukan secara purposif, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu Teknik Pengambilan Sampling, adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik. Pada dasarnya teknik sampling dapat digolongkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Nonprobability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel semberdata dengan pertimbangan tertentu. Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling design). Sanafiah Faisal dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa sebaiknya informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Menguasai / memahami sesuatu melalui proses enkulturasi b. Tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti c. Mempunyai waktu untuk dimintai informasi d. Tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri e. Tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan guru / narasumber D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya Karena tujuan utama dari penelitan adalah mendapatkan data. Maka teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling strategis untuk memperoleh data dan dalam penelitian. Terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu : observasi, wawancara, documentasi, triangulasi/gabungan. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting) E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Proses Analisis Data dibagi menjadi dua yaitu analisis sebelum dilapangan dan analisis di lapangan. Analisis sebelum dilapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitan bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama dilapangan. Proses analisis data selama di lapangan model Spradley, dimulai dengan menetapkan informan kunci “key informan” setelah itu melakukan waawncara pada informan tersebut dan mencatat hasil wawancara, dilanjutkan dengan peneliti mengajukan pertanyaan deskriptif, kemudian analisis terhadap hasil wawancara. Berdasakan hasil wawancara tersebut peneliti melakukan analisis domain. Dan pada langkah ke tujuh peneliti sudah menentukan fokus, melanjutkannya dengan analisis taksonomi dan berdasarkan analisis taksonomi dilanjutkan dengan analisis komponensial. Hasil dari analisis komponensial selanjutnya peneliti menemukan tema-tema budaya dna berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian etnografi. F. Validitas dan Realibilitas penelitian Kualitatif Terdapat dua macam validitas penelitian yaitu validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, dan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat degeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Strategi Mengajak Anak Gemar Membaca

KOMPAS.com — Menumbuhkan atau mengajak anak untuk gemar membaca memang harus dilakukan sejak dini. Namun, upaya ini terkadang tak mudah. Ibaratnya seperti meminta anak untuk minum obat saat mereka sakit atau mencekokinya dengan jamu pahit.

Penulis buku anak-anak, ilustrator, guru, dan pendiri National Children's Book and Literacy Alliance, Mary Brigid Barred, berbagi sejumlah tips yang mungkin bisa diterapkan terhadap anak Anda. Silakan disimak!

1. Buatlah anak Anda merasakan dengan indra mereka apa yang diceritakan pada buku yang dibaca.

Ajaklah mereka merasakan apa yang diceritakan di buku itu dengan indra mereka sehingga mereka merasa memiliki bagian atau menjadi salah satu tokoh di buku tersebut.

"Sangat mengagumkan ketika sebuah buku menjadi hidup dan dirasakan oleh indra anak-anak. Saya suka membacakan buku karya Robert McCloskey kepada anak-anak TK, dan pertama-tama saya selalu membagikan lemon untuk mereka. Cerita buku ini tentang seorang anak lelaki yang tinggal di sebuah kota kecil di Ohio dan menjadi penyelamat karena harmonikanya. Ada sebuah bagian di mana band kota tersebut siap untuk manggung di acara perayaan, tetapi tiba-tiba mereka diserang oleh si jahat Old Sneep sambil mengisap lemon. Band tersebut mengerut karena takut sehingga tak bisa memainkan alat musik mereka. Pada bagian itu, saya selalu berseru kepada anak-anak, 'Isap lemon kalian sekarang!' Mereka dengan bersemangat mengisap lemon mereka dan merasakan menjadi Old Sneep," kisah Mary.

2. Ajak anak berpikir kritis dengan cara menyenangkan.

Anda tentu ingin anak Anda dapat berpikir kritis. Salah satu guna pendidikan adalah mengasah anak dapat berpikir secara kritis. Dan, tidak pernah ada kata terlalu dini untuk mengajak anak berpikir kritis. Begitu pula lewat membaca.

Kita ambil contoh cerita tentang laba-laba sang penyelamat.

Mary mengisahkan, ketika ia bertanya kepada anak-anak umur empat tahun siapakah pahlawan dari cerita tersebut, mereka selalu menjawab dengan semangat, "Laba-laba!" Lalu, Anda dapat melanjutkan dengan, "Laba-laba itu punya kesulitan ketika menjadi penyelamat, kira-kira apa, ya, kesulitannya?"

Kepada anak-anak umur enam tahun, Anda bahkan bisa mengenalkan konflik. Tanyalah kepada mereka, "Apa, ya, yang bakal terjadi jika tidak ada hujan, lalu laba-laba tersebut bisa memanjat dan keluar dari saluran pembuangan tersebut?"

Jika dalam satu cerita tidak ada konflik atau masalah yang harus diselesaikan, tentu cerita itu akan membosankan, bukan? Anda bisa menjelaskan kepada anak Anda siapa tokoh protagonis, tokoh antagonis, konflik, dan resolusi dari cerita tersebut.

Dengan begitu, Anda sudah menunjukkan elemen-elemen sebuah cerita pada anak Anda. Seru, bukan? Jika Anda sudah bosan membacakan cerita ini untuk yang kelima kalinya atau bahkan lebih untuk anak Anda, hal-hal seperti ini akan mengeluarkan Anda dari kebosanan karena Anda tidak menceritakan hal yang itu-itu saja!

3. Tulis buku Anda sendiri.

Untuk anak-anak yang baru mulai membaca, siapkanlah notebook atau scrapbook dengan halaman kosong dan isi buku tersebut dengan kata-kata mereka. Anda bisa mulai dengan keluarga Anda. Siapkan foto ayah dan ibu. Bahkan, Anda bisa meminta si sulung untuk menggambarinya. Siapkan foto kakek, nenek, atau anggota keluarga lain. Anda bisa memcentak cerita tersebut dengan huruf-huruf besar dan tebal.

Dengan cara ini, orangtua juga bisa berkreasi sesuai hal yang disenangi anak. Misalnya anak Anda suka sekali dengan pemadam kebakaran, isi buku kosong tersebut dengan gambar-gambar yang berhubungan dengan pemadam kebakaran.

Mary mengungkapkan, ia mengenal satu keluarga yang anaknya terobsesi sekali dengan penyedot debu. "Ketika bertemu dengan saya, anak itu bertanya apakah saya punya tabung tegak atau tidak. Ini merupakan pengantar yang hebat untuk menulis. Ketika nanti anak Anda bertambah besar, bahkan mereka bisa 'kecanduan' untuk menulis cerita mereka sendiri," paparnya.

Selamat mengaplikasikan!

Melatih Otak Anak dengan "Brain Fitness"

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa otak anak bisa dilatih untuk menjadi lebih tajam? Lecturer and Consultant BrainFit Studio Singapura, Regina Chin mengatakan, masih ada harapan untuk membuat kerja otak anak menjadi lebih baik. Salah satunya dengan memahami pentingnya brain fitness serta kognitif profil anak bagi orangtua. Hal itu disampaikannya dalam seminar parenting dan educators workshop "Different Child, Different Brain, Different Needs", di Jakarta, beberapa hari lalu.

Regina menjelaskan, brain fitness adalah kegiatan melatih otak untuk mempunyai kemampuan yang optimal dan menggali semua potensi. Ibarat mendaki sebuah gunung, maka dibutuhkan kemampuan lebih. Sama halnya dengan otak. Banyak sel di dalamnya yang dapat kita latih untuk dapat bekerja lebih cepat dan lebih tajam lagi. Karena pada dasarnya otak kita semua telah siap jika hanya untuk melakukan aktivitas keseharian.

“Jadi sebagai orangtua kita mau memberitahukan bahwa ada harapan, ada cara-cara yang bisa membantu anak-anak menjadi lebih baik sedini mungkin,” kata Regina kepada Kompas.com.

Ia menambahkan, banyak cara untuk melatih kekuatan otak, dan semua harus disesuaikan dengan kelemahannya. Misalnya anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membaca atau susah berkomunikasi, maka anak tersebut harus terus berlatih, yaitu latihan penalaran supaya otak anak-anak dapat jauh lebih tajam dan bisa berkomunikasi dengan baik.

“Tetapi jika kelemahannya disebabkan hal lain, misalnya sulit berkonsentrasi atau koordinasinya kurang, tentu ada jenis latihan lain. Intinya adalah brain pilar, visual, audithory, sensor motorik, attention and memory, serta social emotional,” ujarnya.

Selain itu, Regina juga menyinggung soal visual tracking, yaitu kemampuan visual kita untuk melacak tentang apa yang kita lihat. Bukan hanya apa yang ada di depan, tetapi juga di semua sisi yang secara tidak sadar sebenarnya sudah kita lacak dengan cepat. Ia mengungkapkan, setiap orang mempunyai kemampuan melacak yang berbeda-beda, jika kemampuan melacak seorang anak tergolong lambat, maka itu akan berdampak anak tersebut tidak bisa memahami bacaan secara cepat dan atau bahkan anak tersebut menjadi tidak mengerti dengan apa yang dibacanya.

“Misalnya saat kita mengemudikan mobil, kita melihat keadaan dibelakang, di samping dan disitulah kemampuan visual tracking diperlukan. Intinya adalah mengajak anak untuk bekomunikasi sebanyak mungkin. Karena jika kuat di bahasa, terutama mendengar maka itulah kunci keberhasilan akademik anak-anak,” jelasnya.

Jumat, 21 Oktober 2011

Prinsip - Prinsip Dasar Kepemimpinan

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:


1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;


a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.



b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Materi Kepemimpinan

DEFINISI KEPEMIMPINAN Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24)N

.

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.


PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).


TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator

Minggu, 08 Mei 2011

Panduan cara sederhana untuk Melakukan Presentasi Yang Baik dan Efektif

Panduan cara sederhana untuk Melakukan Presentasi Yang Baik dan Efektif. Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Melakukan Presentasi? Keterampilan melakukan presentasi yang baik merupakan perpanjangan dari keterampilan komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan proses dua arah: pesan harus disampaikan dengan jelas namun prosesnya hanya akan menjadi lengkap bila Anda merasa yakin bahwa pesan Anda telah diterima dengan baik dan dipahami.

Apa perbedaan antara presentasi yang baik dan yang buruk? Memberikan presentasi yang baik adalah mudah bila anda mengetahui karakteristik yang memisahkan antara presentasi yang baik dan presentasi yang buruk. Bandingkan karakteristik di bawah ini :

Presentasi yang baik

* Energi dan penuh semangat
* Kontak mata dengan audiens
* Berbicara dengan jelas dan cukup keras
* Sesekali bergerak saat berbicara
* Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai
* Mengenakan pakaian yang serasi
* Argumen-argumen terstruktur dengan baik
* Slide dapat dibaca
* Tipe slide bervariasi
* Tidak lebih dari 1 slide per menit
* Variasi teknologi lain, misalnya video
* Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab.

Presentasi yang buruk

* Tujuan tidak jelas
* Postur tubuh kurang baik, tidak ada kontak mata, dan berbicara dengan suara yang monoton
* Pengulangan yang tidak perlu (dalam presentasi atau dari pembicara sebelumnya)
* Kurang persiapan
* Terlalu rumit/sederhana bagi audiens
* Terlalu banyak slide
* Slide tidak dapat dibaca
* Penggunaan efek-efek teknis Power Point yang berlebihan
* Penggunaan warna yang buruk pada slide
* Pengunaan peralatan teknis yang keliru
* Melebihi waktu yang dialokasikan untuk presentasi anda.

komponen-komponen dari presentasi yang baik
Suatu presentasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, dengan masing-masing kumpulan pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum saat presentasi.

I. Pendahuluan

* Bagaimana cara Anda membina hubungan dengan audiens?
* Bagaimana cara Anda menangkap perhatian audiens? Akankah Anda menggunakan kutipan, gambar, fakta atau kisah?
* Apa maksud presentasi Anda dan bagaimana anda akan menyatakannya dengan jelas di awal pembicaraan sehingga audiens tahu apa yang akan disampaikan pada mereka?

II. Isi presentasi

* Apakah urutan logis untuk topik yang ingin Anda cakup dan dapatkah Anda membuat alur atau cerita untuk membantu audiens memahami arah presentasi anda?
* Apa 3-5 butir kunci yang ingin Anda sampaikan dan bagaimana cara Anda menggunakan data atau ilustrasi untuk menyampaikan butir-butir tersebut pada audiens?
* Bagaimana cara Anda meringkas butir-butir Anda, dan kemudian beralih ke bagian berikutnya dari presentasi Anda?

III. Ringkasan

* Ringkas semua butir kunci.
* Ilhami audiens untuk menggunakan informasi yang Anda sampaikan.

Panduan cara sederhana untuk Melakukan Presentasi Yang Baik dan Efektif

Panduan cara sederhana untuk Melakukan Presentasi Yang Baik dan Efektif. Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Melakukan Presentasi? Keterampilan melakukan presentasi yang baik merupakan perpanjangan dari keterampilan komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan proses dua arah: pesan harus disampaikan dengan jelas namun prosesnya hanya akan menjadi lengkap bila Anda merasa yakin bahwa pesan Anda telah diterima dengan baik dan dipahami.

Apa perbedaan antara presentasi yang baik dan yang buruk? Memberikan presentasi yang baik adalah mudah bila anda mengetahui karakteristik yang memisahkan antara presentasi yang baik dan presentasi yang buruk. Bandingkan karakteristik di bawah ini :

Presentasi yang baik

* Energi dan penuh semangat
* Kontak mata dengan audiens
* Berbicara dengan jelas dan cukup keras
* Sesekali bergerak saat berbicara
* Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai
* Mengenakan pakaian yang serasi
* Argumen-argumen terstruktur dengan baik
* Slide dapat dibaca
* Tipe slide bervariasi
* Tidak lebih dari 1 slide per menit
* Variasi teknologi lain, misalnya video
* Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab.

Presentasi yang buruk

* Tujuan tidak jelas
* Postur tubuh kurang baik, tidak ada kontak mata, dan berbicara dengan suara yang monoton
* Pengulangan yang tidak perlu (dalam presentasi atau dari pembicara sebelumnya)
* Kurang persiapan
* Terlalu rumit/sederhana bagi audiens
* Terlalu banyak slide
* Slide tidak dapat dibaca
* Penggunaan efek-efek teknis Power Point yang berlebihan
* Penggunaan warna yang buruk pada slide
* Pengunaan peralatan teknis yang keliru
* Melebihi waktu yang dialokasikan untuk presentasi anda.

komponen-komponen dari presentasi yang baik
Suatu presentasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, dengan masing-masing kumpulan pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum saat presentasi.

I. Pendahuluan

* Bagaimana cara Anda membina hubungan dengan audiens?
* Bagaimana cara Anda menangkap perhatian audiens? Akankah Anda menggunakan kutipan, gambar, fakta atau kisah?
* Apa maksud presentasi Anda dan bagaimana anda akan menyatakannya dengan jelas di awal pembicaraan sehingga audiens tahu apa yang akan disampaikan pada mereka?

II. Isi presentasi

* Apakah urutan logis untuk topik yang ingin Anda cakup dan dapatkah Anda membuat alur atau cerita untuk membantu audiens memahami arah presentasi anda?
* Apa 3-5 butir kunci yang ingin Anda sampaikan dan bagaimana cara Anda menggunakan data atau ilustrasi untuk menyampaikan butir-butir tersebut pada audiens?
* Bagaimana cara Anda meringkas butir-butir Anda, dan kemudian beralih ke bagian berikutnya dari presentasi Anda?

III. Ringkasan

* Ringkas semua butir kunci.
* Ilhami audiens untuk menggunakan informasi yang Anda sampaikan.

Sabtu, 05 Maret 2011

Knapa masih banyak tenaga PLS menganggur ?

Jawabannya menurut saya adalah dikarenakan para lulusan PLS terpaku untuk bekerja. Bukannya membuat pekerjaan, oleh karena itulah tenaga PLS banyak yang menganggur. Tidak hanya itu saja, para tenaga atau lulusan PLS kebanyakan setelah lulus mereka berpencar, akan lebih baik jika mereka setelah lulus untuk membuat sebuah grup / kelompok sehingga mereka dapat membuat suatu program dan memberdayakan masyarakat. Karena kita tahu bahwa masyarakat di Indonesia sendiri masih terpuruk baik faktor ekonomi, sosial, dan budaya serta lain-lainnya. Peran Pemerintah sendiri sebenarnya sudah sangat mendukung namun dikarenakan faktor politik atau semacamnya yang mengakibatkan peran pemerintah kurang terlihat. Namun hal tersebut bukanlah masalah bagi tenaga PLS karena tenaga PLS merupakan tenaga yang kreatif, tekun, dan mandiri. Dengan begitu masyarakat akan dapat menjadi maju serta berkurangnya pengangguran. Jadi sebagai Tenaga PLS kita mempunyai peran penting dalam kemajuan bangsa ini, jangan mengharapkan bantuan atau semacamnya dari pemerintah, namun berharaplah pada diri kita sendiri karena kita merupakan tenaga-tenaga ahli, kreatif, dan mandiri. Mungkin itu yang dapat saya katakan untuk saat ini. trimakasih atas perhatiannya. Jangan lupa kirim saran atau pesan demi keajuan blog ini

Sabtu, 08 Januari 2011

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG SISTEM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

1.1 Latar Belakang

UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas
pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan
pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Ife long edu cation.
Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah berbagai
bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan
anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum
bekerja maupun mereka yang telah bekerja.

Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan
pada umumnya dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni
sistem pendidikan sekolah disatu pihak dan system pendidikan luar
sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan seumur hidup, sistem
pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang
sedang berkembang



1.2 Permasalahan

Dengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka
sasaran pendidikan luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti
pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa permasalahan dalam
makalah ini diantaranya adalah.

1 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk pemuda?

2 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa?



1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada para pemuda.

2 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada orang dewasa.


BAB II

PEMBAHASAN



2.1 Alasan-alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar Sekolah

Secara terperinci dapat diungkapkan bahwa alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah adalah:

1 Alasan dari Segi Faktual-Historis

a. Kesejarahan

Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila memperbincangkan
masalah pendidikan maka arientasinya ke dunia sekolah dan menghubungkan
guru dengan murid.

Mereka kurang menyadari bahwa sebelum seseorang anak menjadi murid,
anak-anak telah memperoleh pendidikan yang telah diberikan oleh
keluarganya terutama ayah dan ibunya

Anak-anak bayak belajar di rumah dari ibunya atau orang tuanya di mana
dan kapan saja serta menyangkut berbagai hal yang mereka perlukan di
dalam petumbuhannya ke arah sempurna

Hal ini seperti diungkapkan oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di dalam
keluargalah anak pertama-tama menerima pendidikan, dan pendidikan yang
diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau
utama terhadap perkembangan pribadi anak”.

Jadi jelas, anggapan sementara orang seperti tersebut di atas merupakan pengingkaran terhadap kenyataan yang ada

Di samping itu, sudah selayaknya orang tua mempunyai tanggung jawab
moral terhadap pendidikan anak-anaknya agar mereka kelak menjadi orang
desa yang tidak tercela

b. Kebutuhan Pendidikan

Kesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas
seiring dengan munculnya Negara-negara yang baru merdeka dengan segala
kekurangannya akibat penjajahan di masa lampau yang berlangsung
berpuluh-puluh tahun atau bahkan beratus-ratus tahun

Sisi lain yang berpengaruh akan kesadaran kebutuhan pendidikan ini
adalah kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan
politik, yang melanda hampir di semua belahan dunia

Realitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam
menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka
wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan
program-program keahlian

Hal ini berimplikasi pada system dan bentuk-bentuk pendidikan yang
dilaksanakan seterusnya dikenal adanya system pendidikan sekolah dan
system pendidikan luar sekolah serta ada bentuk pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan non formal

c. Keterbatasan Sistem Persekolahan

Di sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada dalam
bentuk menyeluruh dan kahlian yang sejenis sehingga mereka terasing
dari pengetahuan dan keahlian lain

Kekurang / kelemahan sistem persekolahan inilah yang memungkinkan
kegiatan pendidikan luar sekolah menerobosnya sehingga terungkaplah
pengetahuan dan keahlian yang selama ini dirasakan sebagai kekurangan.

d. Potensi Sumber Belajar

Di masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak
terbilang banyaknya dan sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk
hidup maupun benda-benda mati

Orang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang
terampil penuh pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat
manusiawi sedangkan kepustakaan desa, Koran, Majalah, Kaset, Film, dan
bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar yang bisa memperoleh
ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi seseorang.

Sumber-sumber belajar tersebut, memberi lapangan bagi penyelenggaraan
pendidikan luar sekolah baik berupa kursus dan latihan yang selama ini
belum mereka dapatkan dan alami



e. Keterlantaran Pendidikan Luar Sekolah

Pada mulanya orang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan
yang pada hakikatnya menggunakan system di luar dunia sekolah dan
dilaksanakan bersamaan denga pendidikan sekolah biasa, namun
kegiatan-kegiatan banyak yang telah ditinggalkan orang

1 Masseducation pendidikan yang memberikan kecakapan

2 Adult Enducation

a. Pendidikan Lanjutan

b. Pendidikan Pembaruan

c. Pendidikan Kader Organisasi

d. Pendidikan Populer

3 Fundamental Education

 Kecakapan berfikir dan bergaul dan berumah tangga

 Kecakapan kerajinan dan kesenian

 Kecakapan kejujuran

 Pengetahuan tentang Lingkungan alam

 Pendidikan jiwa, akhlak dan kesehatan

4 Pendidikan Masyarakat

 Kursus dan Latihan

 Kumpulan Belajar

 Kelas Bebas

 Pama dan Pami

 Sekolah Keliling

5 Pendidikan kemasyarakatan dapat dicontohkan Balai Pengetahuan Rakyat

6 Extention Education

 Amerika Serikat dengan nama Defartemen of Continuation Education, University Extention Departement

 Inggris dengan nama Departemen of Extra Mural Studies







2 Alasan dari segi Analisa-Perspektif

a. Palestarian Indentitas Bangsa

Perubahan-perubahan yang bermakna ditekankan pada adanya isi perubahan
yang berhubunhan dengan identitas bangsa yakni penerusan kebudayaan
nasional dari satu generasi ke generasi selanjutnya

Tujuan perubahan ini menyangkut keselarasan dan keseniam perkembangan
bangsa yang bersangkutan di tengah-tengah kemajuan zaman sekarang ini
sehingga bangsa tersebut dapat hidup dan berperan aktif di dunia

Perubahan secara sistemtis dimaksudkan bahwa perubahan tersebut melalui
langkah-langkah dan saluran-saluran sehingga perubahan dapat diarahkan
dan dipertanggung jawabkan tercapainya tujuan yang diinginkan

b. Kecenderungan Belajar Individual-Madiri

Kecenderungan belajar seseorang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan
keinginan untuk belajar ini dapat timbul kapan saja dengan tidak
memendang Jenis Kelamin, Usia, Latar belakang pendidikan, tempat
tinggal dan kecenderungan ini juga diperkuat oleh kemajuan ilmu dan
teknologi seperti: Radio, Televisi, Mass media cetak dan kemudahan
komunikasi antar daerah. Tersebarnya ahli pengetahuan yang lebih
propesional semakin dapat memenuhi keinginan belajar mendiri.

3 Alasan dari Segi Formal-Kebijakan

a. Undang-undang Dasar 1945

1 Pembukaan UUD 1945 menyebutkan

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social.

2 Batang tubuh UUD 1945 menyebutkan pula:

Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.

Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu
sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.

b. Garis-garis Besar Haluan Negara

1 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat

2 Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu
pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, termasuk kepramukaan,
latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf dengan
mendaya gunakan sarana dan prasarana yang ada

c. Pelita Ketiga

PLS merupakan salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan
nasional, yang turut membentuk manusia seutuhnya dan membina
pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. Kedua subsistem pendidikan
sekolah dan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling melengkapi



2.2 Definisi Pendidikan Luar Sekolah

Penbahasan tentang pendidikan luar sekolah memang merupakan hal yang menarik, karena:

1 Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan
yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang sudah
ada

2 Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama-sama
pentingnya bila dibandingkan dengan pendidikan luar sekolah, seperti:
bentuk pendidikan, tujuannya, sasarannya, pelaksanaannya dan
sebagainya.

3 Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsure
yang disyaratkan oleh sesuatu sistem seperti anak didik, pendidik,
waktu, materi dan tujuan. Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti
adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni
mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan pekerjaan / fungsi
system pendidikan formal.

4 Mengajar bagaimana caranya belajar

5 Peranan guru makin sebagai partner anak didik dalam hal belajar

6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing dari masyarakat

7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam
hubungannya dengan penerapan asas pendidikan seumur hidup “ sistem
pendidikan di sekolah disebut multi ezit etry system ”. Sebab dalam
asas pendidikan seumur hidup ini semua orang dapat saja disebutkan
sebagai anak didik. Sehingga pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah dapat dipandang sebagai makro maupun mikro dalam hubungannya
dengan sistem pendidikan.



2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

1. The diverse types of out-of school education are designed to accomplish many purposes

2. The boundary is a skifting one between what many be considered as
formal education and these many complementary types of education.

3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekoalah di
bagi oleh pengawasan umum / masyarakat, pengawasan pribadi atau
kombinasi keduanya.

4. Beberapa lembaga pedidikan luar sekolah disiplinkan secara ketat
tehadap waktu pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku
bacaan

5. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau
hanya mempunyai kualifikasi professional di mana tidak termasuk
identitas guru

6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relatif dari pada pendidikan luar sekolah

7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem pendidikan luar sekolah terbatas yang diberikan kredensial.



2.4 Sasaran Pendidikan Luar Sekolah

Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu:

1 Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda

a. Sebab-sebab timbulnya

1) Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup

2) Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional

3) Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan

4) Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat.

b. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain

1) Klub Pemuda

2) Klub-klub Pemuda tani

3) Kelompok Pergaulan

2 Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa

Pendidikan ini timbul oleh karena:

a. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.

b. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.

Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:

1) Khursus-khursus Pendek

2) In Service-training

3) Surat-menyurat

Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat meliputi:

 Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa:

1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun)

Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi
sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup
dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga.

2) Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun)

Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan
kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu

3) Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun)

Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini
diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai pelenggkap dan penambah
program pendidikan bagi mereka

4) Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun)

Pendidikan luar sekolah menyiapakan mereka untuk siap bekerja melalui
pemberian berbagai keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang
produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri

 Ditinjau dari Jenis Kelamin

Program ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah
mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas
dan eferiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membanntu mereka
melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya

 Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya

Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa:

1) Masyarakat Pendesaan

Masyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indunesia dan program
diarahkan pada program-program mata pencarian dan projgran
pendayagunaan sumber-sumber alam

2) Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan
teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut
melalui pemberian informasi dan khursus-khursus kilat

3) Masyarakat Terpencil

Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan
luar sekolah yang mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan
nasional

 Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar

1) Peseta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu

2) Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan







 Berdasarkan Pranata

Dalam pendidikan luar sekolah memiliki pranata yang bermacam-macam
seperti: pendidikan keluarga, pendidikan perluasan wawasan dasa dan
pendidikan keterampilan



 Berdasarkan Sistem Pengajaran

Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah meliputi:

1) Kelompok, organisasi dan lembaga

2) Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan

3) Kesenian tradisioanal, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagaimana

4) Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.



 Berdasarkan Segi Pelembangan Program

Pelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian
anhtara program pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat

1) Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS.

2) Kordinasi perencanaan dasa atau pelaksana program pembangunan

3) Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa



2.5 Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah

1 Kursus

Kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar,
sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem
pengajaran dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan
penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan
keberhasilan dalam Bentuk STTB

2 Kelompok Belajar

Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan
warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan
dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar

3 Pusat Pemagangan

Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang
merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik
dapat belajar dan bekerja

Dalam hal ini ada 2 macam

a) Apprenti peship

b) Internaship

4 Pusat Kegiatan Belajar

PKB terdapat di dalam masyarakat lyas seperti pesantren, perpustakaan,
gedung kesenian, took, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain
lembega-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses
belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan

5 Keluarga

Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang
dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya
tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai
sosial-budaya, sosial politik, agama, idielogi, dan pertahanan
keamanan.

6 Belajar Sendiri

Di pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan
kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan
sebagainya

7 Kegiatan-kegiatan Lain

Kegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebgainya





BAB III

KONTRIBUSI



3.1 Kajian Secara Teoritis

Kajian secara teoritis pada makalah yang berjudul “ Pendidikan Luar
Sekolah” ini yaitu. Fundamental Education artinya Pendidikan Dasar yang
dilancarkan sendiri oleh UNESCO, terutama menolong masyarakat untuk
mencapai kemajuan sosial-ekonomi, agar dengan demikian mereka dapat
menduduki tempat yang lanyak dalam dunia modern. Pendidikan ini jelas
ditujukan kepada masyarakat dan daerah yang terbelakang agar masyarakat
dan daerah ini dapat menyamai dengan masyarakat sekitarnya yang telah
maju



3.2 Kajian Secara Praktis

Kajian secara praktis pada makalah ini yaitu wahana untuk meleksanakan
program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana menunjang
perkembangan peserta didik dalam kaitanya dengan perluasan wawasan
peningkatan keterampilan dan kesejahteraan keluarga. Adapun
bentuk-bentuknya yaitu:

a. Kursus

b. Kelompok Belajar

c. Pusat Pemagangan





BAB IV

PENUTUP



4.1 Kesimpulan

Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang
didalamnya terdapat keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling
berhungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan
luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu
sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan

Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola
tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan /
fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / fungsi sistem pendidikan
formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan
pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada
murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah
hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk
memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang
terbuka bagi anak-anak



4.2 Saran

Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa
berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi
di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan
adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem
pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu
mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya.
Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa
baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi

Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan
setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang
berarti dalam keseluruhan proses belajar.



DAFTAR PUSTAKA


Joesoef, Prof Drs. Soeleiman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta

Sabtu, 01 Januari 2011

Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH.
D. PERUMUSAN MASALAH.

BAB II PEMBAHASAN
A. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.

BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN

Daftar Pustaka.



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)
Sesuai dengan judul makalah ini “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi serta sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program tersebut.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah
2. Bagaimana cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

C. PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
a. Peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah;
b. Cara-cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

D. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?


BAB II
PEMBAHASAN

Perpustakaan merupakan bagian intergral dari lembaga pendidikan sebagai tempat kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan buku.
Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan perpustakaan, fungsi perpustakaan dan sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan.

A. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.
Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :
1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
3. Memperluas pengetahuan para siswa.
4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.
5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.
8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif.
Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif.
Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi Administratif
Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.
4. Fungsi Rekreatif.
Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.
5. Fungsi Penelitian
Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.
Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan perpustakaan antara lain :
1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.
2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.
3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.
4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberika kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.
5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.
6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.
7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.
8. Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.
9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.
10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.
11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.
12. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.
13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.
14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Peranan Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dapat disimpulkan bahwa :
1. Peranan perpustakaan sangat menunjang prestasi pendidikan di sekolah.
2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan.
3. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya

B. SARAN
Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
2. Peran pengelola perpustakaan / pustakawan yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA

- Buku Pendidikan Kewarganegaraan