Facebook

Rabu, 16 November 2011

Metode Penelitian Kualitatif

A. Perspektif Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kualitaitf dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dan dinamakan juga metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ono dosebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),
dan disebut sebagai metode interpretive karenadata hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap dat yang ditemukan dilapangan. Metode Penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Teknik analisis data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) : Dilakukan pada kondisi alamiah, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome, analisis data secara induktif, lebih menekankan makna. Erickson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah: dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
Proses Penelitian Kualitatif yang pertama adalah mendeskripsikan atau orientasi yaitu peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan. Pada proses penelitian kualitatif pada tahap kedua disebut tahap reduksi fokus, yaitu peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama. Proses penelitian kualitatif pada tahap ketiga adalah tahap seleksi, yaitu peneliti mengurai fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Dan pada tahap hasil akhir penelitan kualitatif bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna. Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan berbagai sumber. Penggunaan metode kualitatif : bila masalah belum jelas, untuk memahami makna dibalik data yang tampak, memahami interaksi sosial dan perasaan orang, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Jangka waktu penelitian kualitatif akan tergantung pada keberadaan sumber dana, interest, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan tergantung cakupan penelitian, dan bagaimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap hari atau minggu. Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti harus mempunyai kompetensi yaitu:memiliki wawasan yang luas, mampu menciptakan raport kepada setiap orang, memiliki kepekaan melihat setiap gejala pada objek, mampu menggali sumber data, mampu menganalisis data kualitatif, mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas, mampu menghasilkan pemuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru, mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci. B. Masalah, Fokus, Judul, dan Teori dalam Penelitian Kualitatif Dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-reman, bahkan gelap dan dinamis. Oleh karena itu “masalah” dalam penilitian kualitatif masih bersifat sementara. Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pernyataan orang-orang yang patut dipercaya. Fokus Penelitian. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial(lapangan). Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus, yaitu: a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek d. Menetapkan fokus berdaasarkan permasalahan yang terkait dengan teori yang telah ada. Bentuk Rumusan Masalah. Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Dalam penelitian kualitatif pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Judul Penelitian Kualitatif. Judul penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin diganti. Karena jika judul penelitian berubah berarti peneliti telah mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti. Teori dalam penelitan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusuna proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Penelitian kualitatif bersifat menemukan teori. Dan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang dilapangan. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” yang artinya memperoleh data bukan berdasarkan apa yang difikirkan peneliti, tetapi berdasrkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan. C. Populasi dan Sampel Spradley tidak menggunakan istilah populasi tetapi menamakannya “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu : tempat (place), pelaku(actors), dan aktivitas(activity) yang berinteraksi secara senergis. Namun sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Penentuan sumber data pada orang yang wawancarai dilakukan secara purposif, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu Teknik Pengambilan Sampling, adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik. Pada dasarnya teknik sampling dapat digolongkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Nonprobability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel semberdata dengan pertimbangan tertentu. Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling design). Sanafiah Faisal dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa sebaiknya informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Menguasai / memahami sesuatu melalui proses enkulturasi b. Tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti c. Mempunyai waktu untuk dimintai informasi d. Tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri e. Tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan guru / narasumber D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya Karena tujuan utama dari penelitan adalah mendapatkan data. Maka teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling strategis untuk memperoleh data dan dalam penelitian. Terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu : observasi, wawancara, documentasi, triangulasi/gabungan. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting) E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Proses Analisis Data dibagi menjadi dua yaitu analisis sebelum dilapangan dan analisis di lapangan. Analisis sebelum dilapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitan bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama dilapangan. Proses analisis data selama di lapangan model Spradley, dimulai dengan menetapkan informan kunci “key informan” setelah itu melakukan waawncara pada informan tersebut dan mencatat hasil wawancara, dilanjutkan dengan peneliti mengajukan pertanyaan deskriptif, kemudian analisis terhadap hasil wawancara. Berdasakan hasil wawancara tersebut peneliti melakukan analisis domain. Dan pada langkah ke tujuh peneliti sudah menentukan fokus, melanjutkannya dengan analisis taksonomi dan berdasarkan analisis taksonomi dilanjutkan dengan analisis komponensial. Hasil dari analisis komponensial selanjutnya peneliti menemukan tema-tema budaya dna berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian etnografi. F. Validitas dan Realibilitas penelitian Kualitatif Terdapat dua macam validitas penelitian yaitu validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, dan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat degeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar