Facebook

Senin, 20 Februari 2012

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah Suatu design atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.

Adapun Komponen Model Pembelajaran meliputi ;

  • Konsep
  • Tujuan Pembelajaran
  • Materi atau tema
  • Langkah-Langkah / prosedur
  • Metode
  • Alat / sumber belajar
  • Teknik Evaluasi

Beberapa Model Pembelajaran

  • Model Pembelajaran Klasikal
  • Model Pembelajaran Kelompok dan Kegiatan Pengaman
  • Model Pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan
  • Model Pembelajaran Area
  • Model Pembelajaran BCCT (Sentra & Lingkaran)

Penjelasan
1. MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL
Adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model Pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan di TK. Dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak.

2. MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN KEGIATAN PENGAMAN
Merupakan pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman.

3. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SUDUT-SUDUT KEGIATAN
Merupakan kegiatan yang menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan model pembelajaran area karena memperhatikan minat anak. Jumlah sudut yang digunakan dalam satu hari bersifat luwes sesuai dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2-5 sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan satu sudut lebih dari satu kegiatan. Alat-alat yang disediakan pada sudut selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti sesuai tema/sub tema yang dibahas.

Sudut-sudut kegiatan :
a. Sudut KeTuhanan
b. Sudut Keluarga
c. Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan
d. Sudut Pembangunan
e. Sudut Kebudayaan

Keberadaaan sudut-sudut kegiatan dapat ditempatkan di dalam kelas maupun di ruang tersendiri sesuai keadaan dan kondisi TK. Pada waktu kegiatan di sudut berlangsung guru tidak hanya berada di salah satu sudut saja, tetapi memberikan bimbingan kepada anak didik yang membutuhkan/mengalami kesulitan.
4. MODEL PEMBELAJARAN AREA
Di dalam model ini anak didik diberi kesempatan untuk memilih / melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip :
Pengalaman pembelajaran pribadai setiap anak.
Membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktifitas di dalam area-area yang disiapkan.
Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.

Area yang disiapkan :
1. Area Agama
2. Area Balok
3. Area Berhitung / Matematika
4. Area IPA
5. Area Musik
6. Area Bahasa
7. Area Membaca dan Menulis
8. Area Drama
9. Area Pasir / Air
10. Area Seni dan Motorik

5. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SENTRA DAN LINGKARAN (Beyond Centers and Circles time)
- Pendekatan Pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan dalam lingkaran (Circle Times) dan sentra bermain.
- Konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
- Merupakan pengembangan dari pendekatan Montesori, High / Scope dan Reggio Emilia.
- Dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Trainning (CCCRT) Florida, USA.

Mengapa harus BCCT ?
v Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan ALAMIAH.
v Belajar akan lebih bermakna jika anak MENGALAMI apa yang dipelajari bukan sekedar MENGETAHUI.
v Pembelajaran akan lebih BERMAKNA dan MENGENA
v BCCT belajar MENGALAMI bukan MENGHAFAL
v Penting bagi siswa tahu UNTUK APA ia belajar, dan BAGAIMANA ia menggunakan pengetahuan dan ketrampilan itu.


Landasan Utama Teori BCCT
v Teori-Teori Perkembangan Otak
v Teori-teori Pendidikan
v Teori-Teori Psikologi Anak
Terutama mengacu pada teorinya :
Piaget, Erickson, Ana Frued, Vigotsky

Pernyataan Jean Piaget (1972, p.27)
Tentang Bagaimana Anak Belajar
“Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru tentu saja bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, ia harus menemukannya sendiri”.

Tujuan Pendekatan BCCT
v Mengoperasionalkan teori-teori yang ada
v Menyempurnakan pendekatan yang telah ada
v Mengoptimalkan perkembangan anak.

Sentra Bermain
Terdiri dari :
• Sentra Bahan Alam dan Sains
• Sentra Balok
• Sentra Seni
• Sentra bermain Peran
• Sentra Persiapan
• Sentra Agama
• Sentra Musik

Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain :
• Sensori motor / fungsional
• Bermain Peran
• Konstruktif (membangun pemikiran anak)

4 Pijakan yang harus dilalui
Pijakan (Scaffolding Process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.

Pijakan Lingkungan Bermain
Dilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk memberikan gagasan kepada anak agar dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal.
Pijakan sebelum bermain
Guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra.

Pijakan selama bermain
Dukungan yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.

Pijakan setelah bermain
Guru memperkuat konsep yang telah diperoleh anak selama bermain.


Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal, kelompok, dan individual. Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan saat makan bersama, guru menggunakan pengeLolaan secara klasikal tetapi pada saat kegiatan inti menggunakan pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu, hal‑hal yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
- Sentra bermain dirancang dan direncanakan sehingga semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.
- Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra‑sentra yang diperlukan hari itu.
- Jumlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing‑masing sentra sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan jumlah anak.
- Ada kesesuaian antara pijakan, sentra, dan alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran.

Langkah-Langkah Kegiatan
a. Penataan Lingkungan Bermain
Sebelum anak datang, guru menyiapkan bahan dan alat bermain yang digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok yang dibimbingnya. Guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencerminkan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain dengan alat tersebut dapat dicapai.



b. Kegiatan Sebelum Masuk kelas/Penyambutan Anak (10 menit)
Guru menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa, senyum dan salam. Anak‑anak langsung diarahkan untuk bermain bebas bersama teman‑teman sambil menunggu kegiatan dimulai. Kondisi awal yang harus diketahui oleh guru dan peserta didik saat datang adalah ekspresi emosi yang menunjukkan rasa nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresi emosi anak saat datang menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi anak terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle, dan sebagainya.

c. Pembukaan/Pengalaman Gerakan Kasar (20 menit)
Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembuka dapat berupa gerak musik, permainan, dan jurnal, dan sebagainya. Satu guru yang memimpin, guru lainnya menjadi peserta bersama anak (mencontohkan).

Anak dikondisikan duduk melingkar (circle time). Dalam setiap kelompok melakukan kegiatan berdoa, diskusi tema, membacakan buku cerita yang berhubungan dengan tema pada hari itu.

d. Transisi (10 Menit)
Selesai pembukaan, anak‑anak diberi waktu untuk "pendinginan" dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak‑tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk melatih kebersihan diri anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan, cuci muka, cuci kaki maupun buang air kecil.
Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing‑masing guru siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing‑masing.

e. Kegiatan Inti (90 menit)
1) Pijakan pengalaman Sebelu m Bermain (15 menit)
Guru dan anak duduk melingkar, guru memberi salam pada anak‑anak, kabar anak‑anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan:
a) Guru meminta anak untuk memperhatikan siapa teman yang tidak hadir. Minta anak mengambil "nametag" dan menempelkan ke papan absen, membalik, atau menunjukkan.
b) Berdoa bersama, anak secara bergilir memimpin doa.
c) Guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
d) Guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah selesai, menyanyakan kembali isi cerita.
e) Guru mengatkan isi cerita dengan kegiatan bermain yang dilakukan anak.
f) Guru mengenalkan semua tempat dan alat bermain yang suclah disiapkan.
g) Dalam memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.
h) Guru menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih ternan bermain, memilih alat bermain, cara menggunakan alat‑alat, kapan memulaii dan mengakhih bermain, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
i) Guru mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak tertentu sebagai teman mainnya, maka guru agar menawarkan untuk menukar teman mainnya.
j) Setelah anak siap bermain, guru mempersilahkan anak untuk mulai bermain. Agar tidak berebut serta lebih tertib, guru dapat menggilir kesempatan setiap anak untuk mulai bermain, misainya berclasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih teratur.

2) Pijakan Pengalaman Selama Bermain (60 menit)
a) Guru mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan bermain.
b) Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan bahan alat.
c) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekedaan yang dilakukar anak.
d) Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain anak Pertanyaan terbuka artinya pertanyaan yang ticlak cukup dengan dijawab ya ata tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak.
e) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
f) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memilik pengalaman bermain yang kaya.
g) Mencatat yang dilakukan anak jenis bermain, tahap perkembangan, taha sosial).
h) Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal lembar kerja anak.
i) Bila waktu tinggal 5 menit, guru memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan mainnya.

3) Pijakan Pengalaman Setelah Bermain (15 menit)
a) Apabila waktu bermain selesai, guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan melibatkan anak-anak.
b) Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, guru dapat membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
c) Saat membereskan, guru menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat bermain sesuai dengan tempatnya.
d) Bila bahan mainan sudah dirapikan kembali, satu guru membantu anak membereskan baju anak (menggantinya bila basah), sedangkan guru lainnya dibantu orang tua membereskan semua mainan hingga semua rapi di tempatnya.
e) Bila anak sudah rapim mereka diminta duduk melingkar bersama guru. Setelah semua anak duduk dalam lingkaan, guru menanyakan pada setiap anak kegiatan bermain yang telah dilakukan pada hari itu. Kegiatan menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya (memperluas perbendaharaan kata anak).

f. Makan Bersama (10 menit)
1) Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan berupa kue atau makanan lainnya yang disiapkan sekolah atau yang dibawa oleh masing-masing anak. Sekali dalam satu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi.
2) Sebelum makan bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau berbagi makanan pada temannya.
3) Guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.
4) Jadikan waktu makanan bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik (adab makan)
5) Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.

g. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, guru dapat mengajak anak menyanyi atau membaca puisi. Guru menyampaikan rencana kegiatan hari berikutnya, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing.
2) Guru memberi kesempatan kepada anak secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.
3) Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.

Penilaian
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi, baik terhadap program kegiatan maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan plenilaian. Setiap semester, hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar