Facebook

Jumat, 23 Agustus 2013

Kebiasaan Paling Destruktif yang Mungkin Anda Miliki yang Harus Segera Diatasi!

Kebiasaan DestruktifBeberapa waktu yang lalu, seorang ibu datang ke klinik saya untuk berkonsultasi dan mengeluhkan dirinya yang merasa tidak berkembang dan merasa hidupnya ‘gitu-gitu’ saja. Setelah interview awal dan penelusuran lebih jauh ternyata ditemukan bahwa ibu ini ternyata memiliki sebuah kebiasaan destruktif (bersifat merusak) yang sudah sedemikian parahnya sehingga menyebabkan sabotase kesuksesannya sendiri. Kebiasaan ini tampaknya sepele tetapi statistik dan riset menunjukkan bahwa banyak sekali orang tidak berhasil mencapai prestasi tinggi, memiliki kesehatan prima dan kebahagiaan karena memiliki kebiasaan destruktif yang bersifat merusak ini. Apa kebiasaan destruktif yang saya maksud yang dimiliki si ibu ini? Kebiasaan ini adalah kebiasaan suka melakukan penundaan atau suka menunda-nunda dalam mengerjakan segala sesuatu. Kembali ke cerita si ibu tadi, awalnya dia beralasan bahwa dia sering melakukan penundaan karena merasa ada tugas yang lebih penting yang harus diselesaikan. Dia merasa bahwa akan bisa melaksanakan pekerjaan yang ditundanya tadi Memang pada akhirnya ia bisa melaksanakan tugas yang ditundanya, tetapi pada detik akhir dari batas waktu yang ada. Tetapi yang kemudian terjadi adalah seperti sebuah ungkapan : “Pola Pikir membentuk Kebiasaan. Kebiasaan membentuk Karakter. Karakter membentuk Nasib. Nasib menguatkan Pola Pikir kembali.” Demikianlah yang terjadi pada kasus ibu tersebut di atas. Awalnya ia menunda hal-hal kecil namun akhirnya tanpa disadarinya kebiasaan menunda tersebut berkembang makin parah dan makin luas secara perlahan-lahan. Awalnya hanya menunda pembayaran rekening bulanan seperti tagihan listrik, tagihan air dan tagihan kartu kredit sampai pada batas terakhir. Kemudian hal tersebut berlanjut pada keterlambatan pembayaran selama 1-2 hari dari tagihan-tagihan tersebut. Ia pun mulai menggunakan berbagai cara untuk mengingatkan seperti memasang alarm pengingat di smart phonenya. Namun setiap kali alarm berbunyi untuk mengingatkan pembayaran ia menundanya hingga akhirnya terlambat lagi dan terkena denda lagi. Dan akhirnya ia menggunakan metode pembayaran otomatis dari rekening kartu kreditnya. Problem pembayaran tagihan selesai! Apakah dengan demikian kebiasaan menundanya sembuh? Tidak semudah itu! Ia mulai memerhatikan ternyata ia banyak menunda-nunda melakukan olahraga dan diet sehat yang harusnya ia tempuh demi menjaga kesehatannya. Ia sadar bahwa rapor kesehatannya jelek. Dan ia tak mau tergantung obat-obatan kimia. Karena itu ia mulai memelajari pola makan sehat dan jenis olah raga yang cocok untuk dirinya. Setelah belajar dia semangat namun penerapannya tak kunjung tiba. Ia masih merasa sehat dan masih bisa melakukan aktivitas dengan lancar. Dan medical check up yang tadinya lancar sekarang pun mulai ditundanya juga. Karena ia takut melihat hasilnya yang bisa memaksa dia untuk melaksanakan diet dan olahraga. Apakah masalahnya teratasi? Untuk sementara masalah yang sebenarnya masih terpendam. Namun ingatlah bahwa masalah penundaan adalah seperti memasang bom waktu yang tidak diketahui kapan akan meledak. Suatu pagi ia bangun dan merasakan tangannya kesemutan dan kaki kirinya sulit untuk digerakkan. Ia tahu bahwa kadar asam uratnya sudah begitu membahayakan dan mulai unjuk gigi. Ia segera berteriak memanggil anaknya untuk minta obat dan buru-buru meminumnya. Ia sadar bahwa inilah saatnya bertindak dan bahwa Tuhan telah mengirimkan peringatan untuk dirinya untuk segera mengubah pola makan dan olahraga. Beberapa hari kemudian saat kondisi dirinya membaik karena minum obat dan menghindari makanan tertentu ia mulai beraktivitas dan melupakan komitmennya untuk berolahraga dan mengubah pola makan. Ia berpikir bahwa semuanya masih bisa dikendalikan. Namun tanpa ia sadari monster di dalam dirinya perlahan tapi pasti berkembang menjadi makin besar. Apakah penundaan yang ia lakukan hanya terjadi di aspek kesehatan saja? Ternyata tidak! Kebiasaan menunda ini benar-benar menjadi bagian karakter dirinya. Pekerjaan kantornya seringkali harus melewati batas waktu yang ditentukan. Akibatnya adalah pekerjaan tersebut diselesaikan dengan asal-asalan karena sudah kehabisan waktu untuk dikerjakan dengan sempurna. Atasannya sudah memeringatkannya untuk bisa mengatur waktu dengan lebih baik. Namun hebatnya pikiran bawah sadarnya masih bisa mengatakan bahwa “everything is under control”. Itulah mekanisme pembelaan diri atau pembenaran diri. Banyak orang terjebak dalam mekanisme tersebut. Hal itu bisa terjadi karena manusia adalah mahluk yang mudah mentoleransi dirinya sendiri. Karena terlalu mudah mentoleransi akhirnya pada suatu hari di ujung jalan ia menyadari telah melenceng dari arah yang ia rencanakan. Banyak orang menyadari masalah setelah masalah tersebut telah menjadi besar. Sumber :http://www.ariesandi.com/personal-success/kebiasaan-paling-destruktif-yang-mungkin-anda-miliki-yang-harus-segera-diatasi/

8 Penyebab Mengapa Orang Suka Menunda dan Bagaimana Mengatasinya

8 Penyebab Mengapa Orang Suka Menunda dan Bagaimana Mengatasinya Now or LaterIni adalah lanjutan dari artikel “Kebiasaan Paling Destruktif yang Mungkin Anda Miliki yang Harus Segera Diatasi!” Di artikel tersebut saya membahas kasus seorang ibu yang merasa tidak berkembang dan menderita akibat kebiasaan destruktif yang dimiliki yaitu suka menunda-nunda yang sudah di level parah. Di artikel kali ini saya akan membahas tentang 8 Penyebab Mengapa Orang Suka Menunda dan Bagaimana Mengatasinya. Tidaklah mudah menghilangkan sebuah kebiasaan yang sudah menjadi kebiasaan atau bahkan menjadi sebuah karakter. Karena seperti sebuah ungkapan bijaksana yang saya sebutkan di artikel pertama tersebut bahwa : 8 Penyebab Mengapa Orang Suka Menunda dan Bagaimana Mengatasinya Now or LaterIni adalah lanjutan dari artikel “Kebiasaan Paling Destruktif yang Mungkin Anda Miliki yang Harus Segera Diatasi!” Di artikel tersebut saya membahas kasus seorang ibu yang merasa tidak berkembang dan menderita akibat kebiasaan destruktif yang dimiliki yaitu suka menunda-nunda yang sudah di level parah. Di artikel kali ini saya akan membahas tentang 8 Penyebab Mengapa Orang Suka Menunda dan Bagaimana Mengatasinya. Tidaklah mudah menghilangkan sebuah kebiasaan yang sudah menjadi kebiasaan atau bahkan menjadi sebuah karakter. Karena seperti sebuah ungkapan bijaksana yang saya sebutkan di artikel pertama tersebut bahwa : “Pola Pikir membentuk Kebiasaan. Kebiasaan membentuk Karakter. Karakter membentuk Nasib. Nasib menguatkan Pola Pikir kembali.” Kisah tentang ibu yang saya ceritakan sebelumnya hanyalah satu dari sekian banyak kasus permasalahan yang bersumber dari penundaan. Penundaan adalah sebuah problem yang dialami banyak orang. Beberapa orang menyadarinya, sementara lainnya tidak menyadari kalau ia punya masalah tersebut. Yang biasanya lebih menyadari adalah orang di sekitarnya yang menjadi korban dari penundaan yang terjadi ☺ Dampak dari kebiasaan menunda-nunda bisa menyebabkan seseorang kehilangan peluang emas, tekanan mental atau stress, pekerjaan yang menumpuk dan membingungkan, perasaan bersalah, kesedihan dan kekecewaan pada diri sendiri serta penyesalan yang mendalam. Apakah Anda ingin mengalami hal-hal tidak enak ini? Tentu saja tidak bukan? ☺ Mengapa kebiasaan penundaan bisa terjadi dan bagaimana melepaskan diri dari kebiasaan buruk ini? Jika Anda memiliki kebiasaan menunda-nunda, coba cek dan pelajari, mana yang kira-kira diantara 8 penyebab yang dibahas berikut ini yang jadi penyebab dari masalah penundaan Anda. Kadang mengetahui penyebab dari masalah penundaan sudah akan membuat Anda jadi bisa menentukan strategi untuk mengatasi kebiasaan ini. Kebiasaan menunda bisa terpicu melalui berbagai cara dan kejadian. Jadi saat Anda menunda melakukan sesuatu, sebabnya bisa berbeda. Terkadang Anda menunda karena bingung dengan tumpukan pekerjaan yang banyak, namun di lain saat Anda bisa menunda karena stress atau mungkin juga karena pengalaman buruk masa lalu atau karena ingin melarikan diri dari sebuah pekerjaan. Nah marilah kita mengeksplorasi sebab-sebab penundaan yang paling sering muncul dan cara sederhana untuk mengatasinya: 1. Stres Saat seseorang stres, kuatir, cemas atau gelisah maka sangatlah susah untuk bisa bekerja dengan produktif. Dalam situasi tersebut menunda sering kali menjadi salah satu pilihan yang sering diambil. Namun ini bukanlah cara yang bijak mengingat hal tersebut hanyalah bersifat sementara. Menunda hanyalah menghilangkan sementara stres namun ia tidak menyelesaikan masalah dan juga malah membuat pekerjaan menumpuk. Cara yang bijak adalah menghilangkan penyebab stres atau paling tidak menurunkan kadarnya kalau memang belum bisa dihilangkan secara total. Jika belum bisa dihilangkan secara total cobalah sediakan waktu untuk menyenangkan bagi Anda seperti pergi ke pantai, nonton bioskop, membaca buku, bersepeda, berenang, memancing, atau melakukan kegiatan yang merupakan hobi adalah salah satu untuk menyeimbangkan emosi Anda. 2. Terjebak dalam tumpukan tugas dan jadwal Terkadang dalam satu waktu Anda mungkin memiliki tugas lebih banyak dari waktu yang tersedia sehingga tiba-tiba saja Anda merasakan kekurangan waktu untuk menyelesaikan tumpukan tugas yang makin lama makin bertambah. Akhirnya Anda merasa terjebak dalam tumpukan jadwal dan tugas yang seakan tiada akhir. Dalam situasi seperti ini, secara logika mungkin kita berpikir apa bukannya jadi tambah fokus dan semangat kerjanya agar bisa menyelesaikan tumpukan pekerjaan? Ternyata tidak semua orang seperti itu. Kadang melakukan penundaan menjadi reaksi yang yang tidak Anda sadari. Anda tidak bermaksud menunda sebenarnya tetapi toh itu terjadi. Dalam situasi seperti ini maka kadang penyelesaiannya yang sederhana adalah : Menghilangkan hal-hal yang ingin dilakukan yang sebenarnya kurang bernilai untuk dilakukan. Mendelegasikan beberapa tugas, dan Menegosiasikan kembali batas waktu dari pekerjaan 3. Rasa malas Terkadang seseorang menunda karena terlalu letih secara fisik dan emosi. Akibatnya kita mengambil waktu untuk istirahat sejenak. Dan disinilah jebakannya. Ketika kita berhenti maka kecenderungan untuk bergerak lagi menjadi makin berat karena hukum fisika menunjukkan bahwa sebuah benda yang berhenti cenderung lebih berat bergerak lagi daripada kalau benda tersebut sudah bergerak walaupun perlahan. Akibatnya adalah munculnya rasa malas untuk bertindak menyelesaikan suatu tugas. Ketika rasa malas muncul maka makin beratlah untuk memulai sesuatu karena telah berada di zona nyaman. Bagaimana mengatasinya? Bergeraklah! Bangkitlah dari Kursi Anda! Lakukan olahraga kecil, lakukan tindakan kecil. Jangan biarkan diri Anda diam tak melakukan apapun! Ingatlah bahwa seseorang dengan tubuh yang bugar lebih mampu mengatasi berbagai rintangan dalam sebuah pekerjaan. 4. Kurangnya motivasi Kita semua pernah mengalami sedikit rasa malas dan ogah-ogahan. Hal itu wajar jika dalam kadar sedikit dan tidak sampai membuat kita menunda-nunda. Namun jika Anda memiliki motivasi rendah dan merasa bahwa yang Anda kerjakan membosankan serta kurang bisa memuaskan batin walau mungkin uangnya banyak maka hal ini harus segera diatasi. Selama motivasi Anda masih rendah maka Anda akan memiliki kecenderungan untuk menunda pekerjaan. Jadi solusinya bisa dengan mencari manfaat/keuntungan yang bisa membuat Anda termotivasi untuk melakukan hal yang diperlukan. Atau Anda harus segera mencari tahu apa yang sebenarnya bisa membuat Anda merasa berharga, berguna , dan bergairah dalam hidup ini. Temukan tujuan hidup Anda dan pekerjaan apa yang bisa memenuhi hal itu. 5. Kurangnya disiplin Walaupun motivasi kita tinggi namun seringkali kita tetap masih harus mengerjakan tugas yang kita kurang sukai namun diperlukan. Dalam situasi seperti ini maka disiplin diri memegang peranan penting sebagai pendukung motivasi diri. Jika disiplin kita rendah maka penundaan akan menyelinap masuk dan menguasai diri kita. Oleh karena itu Anda harus benar-benar meniatkan diri untuk menyelesaikan tugas, tidak peduli apakah itu menyenangkan atau tidak. Tanamkan dalam diri Anda bahwa justru hal-hal tidak enaklah yang akan membuat Anda sukses. Memang mudah mengerjakan hal-hal yang kita suka namun kesuksesan seringkali menuntut kita harus mengerjakan hal yang kita kurang sukai namun diperlukan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. 6. Buruknya manajemen diri karena kebiasaan buruk. Apakah Anda pernah terlambat menghadiri rapat karena bangun kesiangan? Ini adalah salah satu contoh kebiasaan buruk yang menandakan jeleknya manajemen diri. Hal ini bisa mengakibatkan kita menunda pekerjaan karena waktu yang kacau membuat kita harus mendahulukan pekerjaan yang sudah didepan mata sehingga akhirnya mengorbankan pekerjaan lain yang sudah kita rencanakan. Akibatnya penundaan kecil semacam ini bisa menyebabkan tertumpuknya suatu tugas. Dan saat tugas-tugas itu jatuh tempo secara bersamaan maka kita akhirnya merasakan kekurangan waktu. Padahal itu dikarenakan penundaan kecil yang sering kita lakukan dan manajemen diri yang buruk. 7. Kurangnya keterampilan yang dibutuhkan. Seseorang juga mungkin menunda-nunda karena ketidakmampuan secara teknis. Kurangnya keterampilan ataupun pengetahuan yang dibutuhkan membuat seseorang segan dan ragu untuk memulai sesuatu. Jika Anda menyadari hal ini maka segera cari buku, training atau kursus singkat yang bisa menutupi kekurangan ini. Atau Anda delegasikan tugas tersebut. 8. Perfeksionis Salah satu sebab penundaan yang cukup sering adalah ingin perfeksionis yaitu keinginan untuk melakukan segala sesuatu setelah semuanya sempurna yang akhirnya membuat kita menunda melakukan rencana-rencana kita untuk menunggu ‘waktu yang tepat’. Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna karena segala sesuatu pasti bisa dibuat lebih baik. Kesempurnaan adalah resep utama untuk stres!! Berikan ijin pada diri Anda untuk mentoleransi beberapa kesalahan dan jadilah manusia normal ☺ Itulah 8 penyebab yang paling sering menyebabkan seseorang melakukan penundaan. Apakah ada penyebab lain? Tentu saja!! Saya hanya membahas penyebab-penyebab yang paling umum yang biasanya terjadi pada banyak orang saja. Nah sebelum saya menjelaskan tentang solusi atau teknik yang saya lakukan kepada klien-klien yang mengalami masalah penundaan, ada satu hal yang saya rasa Anda ingin tahu, apa itu? Anda tentu ingin tahu kalau di masalah penundaan ini, Anda berada di level apa? Lho penundaan pun ada levelnya? Oh ya jelas ada!! ☺ Ada “Level yang Parah”, “Level Sedang” atau “Level Rendah”. Dimanakah Anda? Nah untuk mendeteksi hal tersebut, saya sudah membuat sebuah Kuesioner “Deteksi Tingkat Penundaan Anda” dimana Anda nanti tinggal mengisi kuesioner (menjawab pertanyaan yang diajukan) maka setelah itu Anda akan mendapat hasil analisa tentang di level apa Anda berada untuk masalah penundaan dan Anda juga mendapat penjelasan lebih detil tentang level Anda ini. Saya awalnya ingin membebankan biaya untuk melakukan tes/kuesioner ini, tetapi akhirnya saya berubah pikiran dan akan saya berikan secara GRATIS!! Tunggu kabar saya via email (jika Anda sudah subscribe di Ariesandi.com) atau di Facebook.com/AriesandiCht tentang cara mengakses Kuesioner “Deteksi Tingkat Penundaan Anda” yang akan siap dalam beberapa hari ke depan. Sambil menunggu kuesioner tersebut diaktifkan, saya ingin tahu dari 8 penyebab itu, kira-kira mana yang sering menjadi penyebab saat Anda menunda melakukan sesuatu? Tolong tuliskan di bagian comment/komentar di bawah ini. Saya membaca setiap comment yang masuk. Dan tak lupa, jika Anda merasa artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong LIKE atau TWEET di tombol di pinggir kiri website ini. Semoga pembahasan di artikel ini bisa bermanfaat besar bagi Anda dalam meraih kesuksesan, kesehatan dan kebahagiaan Anda.