Facebook

Sabtu, 08 Januari 2011

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG SISTEM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

1.1 Latar Belakang

UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas
pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan
pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Ife long edu cation.
Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah berbagai
bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan
anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum
bekerja maupun mereka yang telah bekerja.

Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan
pada umumnya dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni
sistem pendidikan sekolah disatu pihak dan system pendidikan luar
sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan seumur hidup, sistem
pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang
sedang berkembang



1.2 Permasalahan

Dengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka
sasaran pendidikan luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti
pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa permasalahan dalam
makalah ini diantaranya adalah.

1 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk pemuda?

2 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa?



1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada para pemuda.

2 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada orang dewasa.


BAB II

PEMBAHASAN



2.1 Alasan-alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar Sekolah

Secara terperinci dapat diungkapkan bahwa alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah adalah:

1 Alasan dari Segi Faktual-Historis

a. Kesejarahan

Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila memperbincangkan
masalah pendidikan maka arientasinya ke dunia sekolah dan menghubungkan
guru dengan murid.

Mereka kurang menyadari bahwa sebelum seseorang anak menjadi murid,
anak-anak telah memperoleh pendidikan yang telah diberikan oleh
keluarganya terutama ayah dan ibunya

Anak-anak bayak belajar di rumah dari ibunya atau orang tuanya di mana
dan kapan saja serta menyangkut berbagai hal yang mereka perlukan di
dalam petumbuhannya ke arah sempurna

Hal ini seperti diungkapkan oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di dalam
keluargalah anak pertama-tama menerima pendidikan, dan pendidikan yang
diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau
utama terhadap perkembangan pribadi anak”.

Jadi jelas, anggapan sementara orang seperti tersebut di atas merupakan pengingkaran terhadap kenyataan yang ada

Di samping itu, sudah selayaknya orang tua mempunyai tanggung jawab
moral terhadap pendidikan anak-anaknya agar mereka kelak menjadi orang
desa yang tidak tercela

b. Kebutuhan Pendidikan

Kesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas
seiring dengan munculnya Negara-negara yang baru merdeka dengan segala
kekurangannya akibat penjajahan di masa lampau yang berlangsung
berpuluh-puluh tahun atau bahkan beratus-ratus tahun

Sisi lain yang berpengaruh akan kesadaran kebutuhan pendidikan ini
adalah kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan
politik, yang melanda hampir di semua belahan dunia

Realitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam
menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka
wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan
program-program keahlian

Hal ini berimplikasi pada system dan bentuk-bentuk pendidikan yang
dilaksanakan seterusnya dikenal adanya system pendidikan sekolah dan
system pendidikan luar sekolah serta ada bentuk pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan non formal

c. Keterbatasan Sistem Persekolahan

Di sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada dalam
bentuk menyeluruh dan kahlian yang sejenis sehingga mereka terasing
dari pengetahuan dan keahlian lain

Kekurang / kelemahan sistem persekolahan inilah yang memungkinkan
kegiatan pendidikan luar sekolah menerobosnya sehingga terungkaplah
pengetahuan dan keahlian yang selama ini dirasakan sebagai kekurangan.

d. Potensi Sumber Belajar

Di masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak
terbilang banyaknya dan sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk
hidup maupun benda-benda mati

Orang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang
terampil penuh pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat
manusiawi sedangkan kepustakaan desa, Koran, Majalah, Kaset, Film, dan
bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar yang bisa memperoleh
ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi seseorang.

Sumber-sumber belajar tersebut, memberi lapangan bagi penyelenggaraan
pendidikan luar sekolah baik berupa kursus dan latihan yang selama ini
belum mereka dapatkan dan alami



e. Keterlantaran Pendidikan Luar Sekolah

Pada mulanya orang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan
yang pada hakikatnya menggunakan system di luar dunia sekolah dan
dilaksanakan bersamaan denga pendidikan sekolah biasa, namun
kegiatan-kegiatan banyak yang telah ditinggalkan orang

1 Masseducation pendidikan yang memberikan kecakapan

2 Adult Enducation

a. Pendidikan Lanjutan

b. Pendidikan Pembaruan

c. Pendidikan Kader Organisasi

d. Pendidikan Populer

3 Fundamental Education

 Kecakapan berfikir dan bergaul dan berumah tangga

 Kecakapan kerajinan dan kesenian

 Kecakapan kejujuran

 Pengetahuan tentang Lingkungan alam

 Pendidikan jiwa, akhlak dan kesehatan

4 Pendidikan Masyarakat

 Kursus dan Latihan

 Kumpulan Belajar

 Kelas Bebas

 Pama dan Pami

 Sekolah Keliling

5 Pendidikan kemasyarakatan dapat dicontohkan Balai Pengetahuan Rakyat

6 Extention Education

 Amerika Serikat dengan nama Defartemen of Continuation Education, University Extention Departement

 Inggris dengan nama Departemen of Extra Mural Studies







2 Alasan dari segi Analisa-Perspektif

a. Palestarian Indentitas Bangsa

Perubahan-perubahan yang bermakna ditekankan pada adanya isi perubahan
yang berhubunhan dengan identitas bangsa yakni penerusan kebudayaan
nasional dari satu generasi ke generasi selanjutnya

Tujuan perubahan ini menyangkut keselarasan dan keseniam perkembangan
bangsa yang bersangkutan di tengah-tengah kemajuan zaman sekarang ini
sehingga bangsa tersebut dapat hidup dan berperan aktif di dunia

Perubahan secara sistemtis dimaksudkan bahwa perubahan tersebut melalui
langkah-langkah dan saluran-saluran sehingga perubahan dapat diarahkan
dan dipertanggung jawabkan tercapainya tujuan yang diinginkan

b. Kecenderungan Belajar Individual-Madiri

Kecenderungan belajar seseorang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan
keinginan untuk belajar ini dapat timbul kapan saja dengan tidak
memendang Jenis Kelamin, Usia, Latar belakang pendidikan, tempat
tinggal dan kecenderungan ini juga diperkuat oleh kemajuan ilmu dan
teknologi seperti: Radio, Televisi, Mass media cetak dan kemudahan
komunikasi antar daerah. Tersebarnya ahli pengetahuan yang lebih
propesional semakin dapat memenuhi keinginan belajar mendiri.

3 Alasan dari Segi Formal-Kebijakan

a. Undang-undang Dasar 1945

1 Pembukaan UUD 1945 menyebutkan

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social.

2 Batang tubuh UUD 1945 menyebutkan pula:

Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.

Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu
sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.

b. Garis-garis Besar Haluan Negara

1 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat

2 Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu
pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, termasuk kepramukaan,
latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf dengan
mendaya gunakan sarana dan prasarana yang ada

c. Pelita Ketiga

PLS merupakan salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan
nasional, yang turut membentuk manusia seutuhnya dan membina
pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. Kedua subsistem pendidikan
sekolah dan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling melengkapi



2.2 Definisi Pendidikan Luar Sekolah

Penbahasan tentang pendidikan luar sekolah memang merupakan hal yang menarik, karena:

1 Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan
yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang sudah
ada

2 Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama-sama
pentingnya bila dibandingkan dengan pendidikan luar sekolah, seperti:
bentuk pendidikan, tujuannya, sasarannya, pelaksanaannya dan
sebagainya.

3 Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsure
yang disyaratkan oleh sesuatu sistem seperti anak didik, pendidik,
waktu, materi dan tujuan. Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti
adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni
mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan pekerjaan / fungsi
system pendidikan formal.

4 Mengajar bagaimana caranya belajar

5 Peranan guru makin sebagai partner anak didik dalam hal belajar

6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing dari masyarakat

7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam
hubungannya dengan penerapan asas pendidikan seumur hidup “ sistem
pendidikan di sekolah disebut multi ezit etry system ”. Sebab dalam
asas pendidikan seumur hidup ini semua orang dapat saja disebutkan
sebagai anak didik. Sehingga pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah dapat dipandang sebagai makro maupun mikro dalam hubungannya
dengan sistem pendidikan.



2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

1. The diverse types of out-of school education are designed to accomplish many purposes

2. The boundary is a skifting one between what many be considered as
formal education and these many complementary types of education.

3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekoalah di
bagi oleh pengawasan umum / masyarakat, pengawasan pribadi atau
kombinasi keduanya.

4. Beberapa lembaga pedidikan luar sekolah disiplinkan secara ketat
tehadap waktu pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku
bacaan

5. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau
hanya mempunyai kualifikasi professional di mana tidak termasuk
identitas guru

6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relatif dari pada pendidikan luar sekolah

7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem pendidikan luar sekolah terbatas yang diberikan kredensial.



2.4 Sasaran Pendidikan Luar Sekolah

Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu:

1 Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda

a. Sebab-sebab timbulnya

1) Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup

2) Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional

3) Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan

4) Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat.

b. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain

1) Klub Pemuda

2) Klub-klub Pemuda tani

3) Kelompok Pergaulan

2 Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa

Pendidikan ini timbul oleh karena:

a. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.

b. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.

Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:

1) Khursus-khursus Pendek

2) In Service-training

3) Surat-menyurat

Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat meliputi:

 Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa:

1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun)

Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi
sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup
dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga.

2) Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun)

Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan
kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu

3) Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun)

Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini
diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai pelenggkap dan penambah
program pendidikan bagi mereka

4) Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun)

Pendidikan luar sekolah menyiapakan mereka untuk siap bekerja melalui
pemberian berbagai keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang
produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri

 Ditinjau dari Jenis Kelamin

Program ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah
mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas
dan eferiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membanntu mereka
melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya

 Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya

Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa:

1) Masyarakat Pendesaan

Masyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indunesia dan program
diarahkan pada program-program mata pencarian dan projgran
pendayagunaan sumber-sumber alam

2) Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan
teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut
melalui pemberian informasi dan khursus-khursus kilat

3) Masyarakat Terpencil

Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan
luar sekolah yang mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan
nasional

 Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar

1) Peseta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu

2) Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan







 Berdasarkan Pranata

Dalam pendidikan luar sekolah memiliki pranata yang bermacam-macam
seperti: pendidikan keluarga, pendidikan perluasan wawasan dasa dan
pendidikan keterampilan



 Berdasarkan Sistem Pengajaran

Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah meliputi:

1) Kelompok, organisasi dan lembaga

2) Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan

3) Kesenian tradisioanal, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagaimana

4) Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.



 Berdasarkan Segi Pelembangan Program

Pelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian
anhtara program pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat

1) Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS.

2) Kordinasi perencanaan dasa atau pelaksana program pembangunan

3) Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa



2.5 Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah

1 Kursus

Kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar,
sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem
pengajaran dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan
penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan
keberhasilan dalam Bentuk STTB

2 Kelompok Belajar

Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan
warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan
dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar

3 Pusat Pemagangan

Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang
merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik
dapat belajar dan bekerja

Dalam hal ini ada 2 macam

a) Apprenti peship

b) Internaship

4 Pusat Kegiatan Belajar

PKB terdapat di dalam masyarakat lyas seperti pesantren, perpustakaan,
gedung kesenian, took, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain
lembega-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses
belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan

5 Keluarga

Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang
dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya
tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai
sosial-budaya, sosial politik, agama, idielogi, dan pertahanan
keamanan.

6 Belajar Sendiri

Di pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan
kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan
sebagainya

7 Kegiatan-kegiatan Lain

Kegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebgainya





BAB III

KONTRIBUSI



3.1 Kajian Secara Teoritis

Kajian secara teoritis pada makalah yang berjudul “ Pendidikan Luar
Sekolah” ini yaitu. Fundamental Education artinya Pendidikan Dasar yang
dilancarkan sendiri oleh UNESCO, terutama menolong masyarakat untuk
mencapai kemajuan sosial-ekonomi, agar dengan demikian mereka dapat
menduduki tempat yang lanyak dalam dunia modern. Pendidikan ini jelas
ditujukan kepada masyarakat dan daerah yang terbelakang agar masyarakat
dan daerah ini dapat menyamai dengan masyarakat sekitarnya yang telah
maju



3.2 Kajian Secara Praktis

Kajian secara praktis pada makalah ini yaitu wahana untuk meleksanakan
program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana menunjang
perkembangan peserta didik dalam kaitanya dengan perluasan wawasan
peningkatan keterampilan dan kesejahteraan keluarga. Adapun
bentuk-bentuknya yaitu:

a. Kursus

b. Kelompok Belajar

c. Pusat Pemagangan





BAB IV

PENUTUP



4.1 Kesimpulan

Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang
didalamnya terdapat keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling
berhungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan
luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu
sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan

Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola
tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan /
fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / fungsi sistem pendidikan
formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan
pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada
murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah
hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk
memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang
terbuka bagi anak-anak



4.2 Saran

Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa
berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi
di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan
adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem
pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu
mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya.
Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa
baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi

Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan
setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang
berarti dalam keseluruhan proses belajar.



DAFTAR PUSTAKA


Joesoef, Prof Drs. Soeleiman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar